Sabtu, 25 Juli 2009

Panduan Wisata : Pulau Madura

Hari libur kemarin kami sekeluarga menghabiskan waktu di Pulau Madura. Kami berangkat pukul 6 pagi dari Surabaya. Kami hanya membawa peta dan referensi dari teman sebagai panduan wisata kami.
Setelah membayar Rp 30 ribu per mobil sebagai uang masuk, untuk pertama kalinya kami melintasi jembatan Suramadu yang terbentang indah. Karena masih pagi dan kendaraan masih jarang lalu lalang, kami berhenti sejenak di bahu jalan untuk mengambil beberapa foto. Dalam kondisi jalan yang cukup lancar, kami hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk melewati jembatan itu.
Kami sampai di Bangkalan pada pukul 7.30 dan segera menuju ke pusat kota untuk mencari nasi Serpang (makanan khas Madura dengan lauk : telur asin, peyek udang, mie, udang/jangkang, tahu, dendeng, daging, tongkol, sambal). Lauk sebanyak itu cuma dihargai 6ribu sebungkus. Luar biasa puas! Bagi yang ingin mencicipi, sebaiknya jangan lebih dari jam 8 pagi, karena pembelinya cukup banyak sehingga cepat habis. Penjualnya bercerita pada kami, ternyata dengan dibukanya Suramadu membawa banyak berkah buat mereka. Wisatawan dari luar Madura jadi lebih banyak berkunjung.
Dari Bangkalan, kami mencoba mengambil arah utara dan berusaha mencari sisi lain pulau Madura. Agak kecewa karena sepanjang jalan kami cuma melihat bentangan sawah. Kami melewati Tanjung Bumi dan Ketapang, namun tetap belum mendapatkan objek wisata apapun. Akhirnya kami memutuskan lewat Jelegung untuk menuju arah Sampang.
Dari Sampang, kami langsung menuju Pamekasan. Kami sampai di sana sekitar pukul 11 siang. Pamekasan adalah salah satu kota besar di Madura. Banyak hotel dan restoran nikmat disana. Ada satu area dimana banyak penjual makanan di sepanjang jalannya. Nama area itu adalah Sae Salera, buka mulai jam 4 sore. Di siang hari, hanya ada beberapa depot saja yang buka. Kami pun mampir ke salah satu depot yang buka. Sekali lagi kami terkaget-kaget karena selain masakannya yang enak, harganya pun relatif murah. Untuk makan dan minum tujuh orang, kami cuma mengeluarkan uang 56 ribu rupiah :)
Sekitar 30 menit dari Pamekasan menuju Sumenep, kami mampir di Vihara Avalokitesvara yang berada di daerah Talang. Di dalam vihara ini tersedia tempat ibadah untuk agama budha, hindu, islam, konghucu. Ada pula kantin dan penginapan bagi yang hendak beribadah disana. Setelah menghabiskan waktu untuk bersantai sekitar satu jam disana, kami meneruskan perjalanan ke Sumenep.
Sayang sekali kami tidak sempat mencicipi kue apem khas Sumenep yang juga hanya tersedia di pagi hari. Sekitar 30 km dari Sumenep, terdapat Pantai Lombang yang luar biasa indahnya. Pasirnya bersih dan laut yang berwarna biru kehijauan. Karena hari mulai sore, kami segera kembali ke Surabaya. Total waktu perjalanan non stop Sumenep - Bangkalan adalah sekitar 3 jam.
Usai sudah perjalanan kami yang cukup menyenangkan ditunjang dengan cuaca agak mendung, situasi jalan yang tidak terlalu padat, dan keramahan orang Madura (yang ternyata jauh dari anggapan selama ini). Semoga pada kedatangan kedua kalinya, Madura sudah makin berbenah diri untuk menyambut para wisatawannya.

Berikut beberapa obyek wisata pulau Madura yang dapat kami infokan :
Bangkalan : kolam Kolla Kanggundih, Pantai Sambilangan
Sampang : pantai Camplong, Ratu Ibu Sampang, Api Tak Kunjung Padam
Pamekasan : Alun2 Pamekasan
Sumenep : Keraton Sumenep, Pantai Lombang


Jumat, 17 Juli 2009

Referensi Buku : Babi Ngesot (Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang)

Judul : Babi Ngesot Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang
Pengarang : Raditya Dika
Tebal : 240 hal
Penerbit : Bukune, April 2008
Kaegori : non-fiksi komedi
Ringan dan segar. Begitu kesimpulan saya setelah membaca buku ini.
Buku ini berisi kumpulan kisah pribadi penulis. Terdiri dari 17 bab lepas. Tetap ditulis ala Raditya Dika, lucu dengan segala sarkasme bahasa yang ada. Namun bagi pembaca baru, mungkin akan mengernyit keheranan dengan gaya berceritanya yang blak-blakan, vulgar dan hiperbola.
Secara keseluruhan, buku ini bagaikan dessert yang ringan namun tetap menyenangkan. Diselipi dengan karikatur lucu di tiap bab nya. Coba saja membaca bab berjudul "Pentingnya Membawa Babi Bersayap Sewaktu Kencan Buta" yang memberikan impossible tips. Sangat saya referensikan bagi para pembaca yang susah tertawa. Mungkin saja buku ini obat yang tepat. Namun bagi orang yang gampang tertawa, disarankan jangan membaca buku ini di tempat publik. Bahaya!

Sabtu, 04 Juli 2009

Sinopsis : Twilight

Pengarang : Stephenie Meyer
Tebal : 520 hal
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Isabella Swan adalah pendatang baru dari kota Phoenix. Ia meninggalkan kota kesayangannya untuk hidup bersama dengan sang ayah, kepala polisi Charlie Swan begitu panggilannya, di kota kecil Forks. Bella rela berpisah dengan ibunya agar sang ibu dapat merasa nyaman hidup bersama pasangan barunya.
Forks adalah kota yang sangat berkebalikan dengan Phoenix, dimana matahari senantiasa bersinar cerah. Namun di kota ini dia bertemu dengan Edward Cullen, seorang pemuda super tampan nan misterius. Rasa ingin tahu Bella semakin besar setelah Edward menyelamatkannya dari sebuah kecelakaan secara ajaib.
Dengan menggabungkan berbagai fenomena yang terjadi pada diri Edward dan legenda rahasia yang didapatkan dari Jacob, anak teman Charlie yang diam-diam menyukainya, Bella menarik kesimpulan bahwa Edward adalah seorang vampire.
Namun hal itu bukan membuatnya semakin takut dan meninggalkan Edward. Hubungan keduanya makin jauh, apalagi ternyata Edward juga merasa penasaran karena tidak mampu membaca pikiran Bella, hal yang sebenarnya mudah karena dia memiliki kemampuan khusus dalam membaca pikiran orang.
Berbeda jauh dengan vampire lain, keluarga vampire Edward dapat hidup membaur dengan masyarakat Forks dalam batas-batas tertentu. Dr. Carlisle Cullen, ayah angkat Edward, adalah dokter muda tampan yang disegani. Asal usul sebagian besar anggota keluarga Cullen adalah orang-orang hampir terbunuh, yang kemudian "diselamatkan" oleh Dr Cullen. Mereka adalah Esme (istri Dr Cullen), Emmett, Rosalie, Alice (vampire muda yang lincah dan mampu membaca kejadian di masa depan), dan Jasper (pasangan Alice yang memiliki kemampuan 'menciptakan suasana').
Untuk memenuhi kebutuhan mereka akan rasa lapar, keluarga Cullen memburu binatang-binatang liar yang ada di hutan sekitar Forks. Ini yang membedakan mereka dengan keluarga vampire yang lain karena mereka lebih "beradab".
Dalam suatu kesempatan, Bella ikut menyaksikan pertandingan bisbol ala keluarga Cullen di sisi lain hutan Forks. Tak disangka, muncul tiga vampire lain yang ingin ikut bergabung dalam permainan mereka. James, sang ketua mencium bau manusia Bella dan ingin menjadikan Bella buruannya. Edward dan keluarga Cullen yang lain berusaha melindungi Bella dengan mengungsikan Bella ke Phoenix dan merencanakan skenario penipuan keberadaan Bella.
Di akhir cerita, Bella berusaha melepaskan diri dari penjagaan keluarga Cullen yang berusaha melindunginya karena terpaksa memenuhi ancaman James untuk datang ke sebuah studio ballet yang ditunjuk. Pada akhirnya, Bella berhasil diselamatkan oleh keluarga Cullen. Namun ia mengalami luka di tangannya dan akhirnya membutuhkan keberanian Edward untuk menghisap racun yang mulai menjalar di tubuhnya. Jika Edward tidak dapat mengendalikan diri saat menghisap racun tersebut, maka darah Bella akan terhisap seluruhnya hingga mati.
Novel remaja ini mampu mengajak pembaca merasakan konflik batin yang dialami oleh Edward dan Bella. Secara umum, kisah yang diangkat adalah romantisme antara Edward dan Bella. Cukup ringan untuk dinikmati dan pantas untuk dikoleksi oleh para penggemar fiksi.