Jumat, 19 Agustus 2016

Bisnis dan Asset : Saham.. Trader atau Investor?

Saya menulis ini untuk para pemula di dunia saham, karena pastinya banyak pakar saham di luar sana yang memberikan banyak pencerahan yang sangat berarti. Tulisan inipun berdasarkan penilaian, pemikiran dan pengalaman saya.

Saya mulai mengenal saham ini sejak 7 tahun lalu. Masih mengelolakan dana di salah satu lembaga pengelola reksadana saham. Namun, yang ingin saya bahas disini adalah jenis saham yang kita kelola sendiri.


Tampilan HOTS Mobile Trading

Di dunia saham sendiri, saya membagi pemainnya menjadi dua : trader dan investor. Gambler tidak saya kelompokkan tersendiri, karena menurut saya keduanya juga ada unsur gambling nya bukan?

Saya aktif menjadi trader saham. Dengan modal relatif kecil, kita bisa mendapatkan keuntungan yang kita harapkan dalam sehari. High risk, high return. Ini adalah area saham yang sangat panas, menurut saya. Mata dibuat tidak berkedip saat melihat pergerakan harga saham tiap harinya. Saya biasanya mengamati frekuensi jual beli terbanyak dan volume transaksi tertinggi untuk mencermati aktifnya saham yang saya incar.

Lalu, berapa dana yang perlu disediakan untuk menjadi seorang trader? Tergantung saham apa yang akan anda beli. Anggap saja anda membeli saham dengan harga 2500an dengan jumlah 200, maka anda membutuhkan 500 ribu untuk bermain di satu saham. Tapi untuk trading, tentunya tidak cukup hanya memiliki satu jenis saham saja. Saya merekomendasikan kepemilikan saham di beberapa jenis industri sekaligus, misal di : perbankan, pertambangan, dan manufaktur. Tujuan pembagian kepemilikan di berbagai jenis usaha ini adalah menghindari resiko berlebih di salah satu sektor saja. Harapan kita saat salah satu sektor lesu, sektor lain menguat bukan? Bermain di nilai kecil atau besar, semuanya pilihan anda. Namun semakin besar modal yang anda tanam, semakin besar pula ladang permainan. Jangan terburu panas hati, bermainlah di saham-saham aman dulu.

Keuntungan dari menjadi trader adalah mendapat hasil langsung seperti kita berdagang. Hal yang perlu kita cermati adalah keaktifan dan tingkat kepercayaan masyarakat atas saham yang kita miliki. Masyarakat kita sangat sensitif terhadap isu negatif yang timbul. Jangan pernah membeli saham trading lalu meninggalkannya begitu saja tanpa tahu gambaran ke depannya. Bagaimanapun, kita mempercayakan dana kita ke perusahaan yang kita beli sahamnya. Saya punya pengalaman sangat buruk di ELTY dan TINS karena hal ini 😭 Saat terlambat cut loss, kita hanya bisa berharap saham yang terpuruk itu bangkit kembali. Kapan?? Berdoalah saja... 😂😂😂

Lalu investor.. ya, sejujurnya saya suka berada di sisi ini. Saya tidak perlu memelototi pergerakan bursa saham sambil merasakan kontraksi di perut. Juga mengalami kondisi emosi terburuk saat mengalami hari yang rugi. Tapi menjadi investor, jauh menuntut perhatian khusus atas saham yang kita beli. Mempelajari kondisi kesehatan perusahaan saat ini, penilaian masyarakat dan memperkirakan prospek ke depannya.

Sebagai contoh, 7 tahun lalu saya mengamati pergerakan harga saham sambil meminum susu coklat kotak kesukaan saya. Tiba-tiba saya berpikir, ini adalah susu coklat terenak. Saya melihat produk-produk yang dihasilkan perusahaan ini bisa dikatakan produk favorit masyarakat, kondisi keuangan dan nama baik perusahaan juga selalu terjaga. Okelaah.. saya beli beberapa lot bermula hanya karena saya menikmati susu coklatnya. Tanpa bermaksud iming-iming, saham yang saya beli di harga 2200 itu saat ini sudah berada di 4750. Sudah saya lepas sebagian, dan saya tetap miliki sebagian karena saya masih suka susu coklatnya. 😘😍


Saran saya, mulailah mempelajari saham yang kita beli dan miliki. Jadilah investor di negeri kita sendiri. FYI, saat ini saham Indonesia masih banyak dimiliki asing. Carilah perusahaan yang menyenangkan hati anda dan semua orang. Yang memiliki keunikan, ke-khas-an dan sangat dibutuhkan. Farmasi, misalnya? Hmmm...

Silakan share ya, kira2 apa yang paling menarik di tahun 2016 ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar